Artikel Cari Di Sini

Monday, November 30, 2009

Keutamaan Shalat Sunnah

Rasulullah SAW bersabda:

“Bagi orang yang mengerjakan shalat mendapatkan tiga macam (kebaikan), yaitu: Malaikat mengerumuninya sejak dari telapak kaki sampai ke atas langit, kebaikan turun kepadanya dari atas langit sampai atas kepalanya, dan malaikat berseru “Seandainya orang yang sedang shalat ini mengetahui dengan siapa ia berbicara (berkomunikasi), niscaya ia tidak akan mau berhenti (dari shalatnya)”.

Dari Ka’ab Al Ahbar ra. Bahwasanya ia berkata :”Seandainya salah seorang diantara kamu sekalian bisa melihat pahala dua rakaat dari shalat sunnah, niscaya ia akan melihat bahwa pahalanya itu lebih besar daripada gunung yang menjulang tinggi. Sedangkan pahala shalat wajib maka jauh lebih besar lagi”.

Subhanallah…!!!

Dari Samurah bin Jundub dari seorang sahabat Rasul, bahwasanya beliau bersabda: “Shalat sunnah seseorang didalam rumahnya itu lebih banyak pahalanya dibandingkan shalat sunnah di depan orang banyak, yaitu seperti keutamaan shalat jama’ah atas shalat sendirian”.

Dari Nabi SAW. Beliau bersabda :”Shalat sunnah seseorang didalam rumahnya itu merupakan cahaya, maka cahayailah (terangilah) rumah-rumahmu”.

Dari Abu Hurairah ra.Nabi SAW bersabda :

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat sunnah 20 raka’at antara maghrib dan isya maka Allah akan memelihara keluarga, agama, dunia, dan akhiratnya. Dan barangsiapa yang mengerjakan shalat subuh lalu ia duduk ditempat shalatnya sampai matahari terbit, kemudian ia menegerjakan shalat dua raka’at, maka Allah membuatkan dinding (penghalang) baginya dari api neraka nanti pada hari kiamat”.

Zaid bin Aslam meriwayatkan dari Umar ra.dimana ia berkata :”Saya berkata kepada Abu Dzarr ra.”Nasihatilah saya wahai paman”. Abu Dzarr berkata: saya telah meminta kepada Rasulullah SAW seperti apa yang kamu minta kepada saya, lalu beliau bersabda:

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat dhuha dua raka’at, maka ia tidak akan dicatat termasuk orang-orang yang lupa. Barangsiapa yang mengerjakannya empat raka’at, maka ia dicatat termasuk orang-orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam raka’at, maka pada hari itu tidak akan terkena dosa. Barangsiapa yang mengerjakannya delapan raka’at, maka ia dicatat termasuk orang-orang yang sangat taat. Dan barangsiapa yang menegrjakannya 12 raka’at, maka dibangunkan sebuah rumah baginya didalam syurga”.

Ada yang mengatakan bahwa keutamaan shalat sunnah diwaktu malam atas shalat diwaktu siang adalah seperti keutamaan shadaqah secara sembunyi-sembunyi atas shadaqah secara terang-terangan.

Dari Anas bin Malik ra.dari Nabi SAW beliau bersabda:

“Tidak ada suatu tempat yang dipergunakan untuk shalat dan berdzikir kepada Allah, melainkan tempat itu akan merasa gembira dengan yang demikian itu sampai kedasar bumi yang ketujuh, lalu ia berbangga kepada tempat yang berada disekitarnya. Dan tidak ada seorang hamba yang berada ditengah hutan yang bermaksud untuk mengerjakan shalat, melainkan bumi akan berhias untuknya”.

Diceritakan dari Khalid bin Ma’dan bahwasanya ia berkata: “Saya mendapatkan informasi bahwa Allah berbangga kepada Malaikat dengan 3 kelompok orang, yaitu:

1. Seseorang yang berada ditengah hutan, lalu ia beradzan dan beriqamah kemudian mengerjakan shalat sendirian; maka Allah Ta’ala berfirman :”Lihatlah hambaKu yang mengerjakan shalat sendirian tanpa seorangpun yang melihatnya selain Aku, hendaknya 70.000 Malaikat turun dan mengerjakan shalat dibelakangnya”.

2. Seseorang yang bangun diwaktu malam lalu mengerjakan shalat sendirian, dimana ia sujud, dan setelah itu ia tidur dan dianggap sedang sujud; maka Allah Ta’ala berfirman:”Lihatlah hamba-Ku yang nyawanya ada pada sisi-Ku dan tubuhnya sedang bersujud kepada-Ku”.

3. Seseorang yang berada ditengah-tengah medan peperangan, dimana ia tetap tegar hingga terbunuh”.

Beberapa episode yang lalu telah dibahas mengenai shalat sunnah di program tausiyah Titian Iman masih bersama dengan Aa’ Hadi di O’Channel. Beberapa keutamaannya pun telah dibahas secara rinci. Pada episode Titian Iman kali ini diresumekan kembali mengenai Keutamaan Shalat Sunnah.

Setiap amal yang disertai keteladanan rasul (sunnah) memiliki nilai pahala kebaikan. Allah berfirman dalam Surat Ali Imran, QS. 3:31

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٣١﴾

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

(Ali Imran, QS. 3:31)

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada Rasul Muhammad Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada seluruh umat manusia bahwa jika ingin mendapatkan cinta dan ampunan Allah hendaklah mengikuti apa yang telah dicontohkan Rasulullah. Satu hal yang perlu diingat, segalanya harus diniatkan lillahi ta’ala. Sekali lagi, jangan sampai salah niat, karena jika salah niat bukan karena Allah maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa.

Ketika kita dicintai Allah niscaya Allah akan senantiasa melindungi perjalanan hidup kita. Allah juga akan mengampuni segala dosa-dosa kita, dosa kepada suami, istri, orang tua, anak, teman, tetangga, dosa diri sendiri kepada Allah, baik yang tersembunyi maupun yang terang-terangan sepanjang amalan yang kita lakukan ikhlas lillahi ta’ala. Ketika kita mampu meluruskan niat dengan benar dan sempurna, memasrahkan segalanya kepada Allah, niscaya Allah akan mencurahkan cinta dan ampunan untuk kita.

Lakukan segala amalan wajib dan sunnah dengan penuh kesungguhan. Prioritaskan semua. Perlakukan semua seolah-olah sebagai ibadah wajib seperti halnya rasul. Seorang istri ketika berkewajiban melayani suami, hendaknya tidak meninggalkan shalat sunnah tahajudnya. Jika segalanya disertai dengan kesungguhan hati, niscaya tidak ada yang berat. Allah yang akan menuntun kita untuk menggerakkan tubuh kita untuk bersujud dan bersyukur kepada-Nya. Bahkan seorang istri yang mengambilkan satu gelas air untuk suaminya ketika dilakukan dengan ikhlas lillahi ta’ala, niscaya nilai pahalanya setara dengan pahala haji/umrah yang mabrur. Subhanallah. Begitu juga sebagai suami juga hendaknya mengajak istri dan keluarganya menjalankan qiyamul lail. Jadilah imam yang baik yang menjadi motivator bagi keluarga untuk semakin mendekatkan diri dan bersyukur kepada Allah. Saling menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka. Sibukkan malam-malam untuk mengingat Allah dengan menjalankan shalat sunnah tahajud dan shalat sunnah yang lain di sepertiga malam terakhir. Pikirkan bahwa hidup di dunia hanyalah sementara, kehidupan di akhiratlah yang kekal. Karenanya, kita perlu mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya. Jalani hidup ini dengan sungguh-sungguh, karena jika kita menjalaninya setengah-setengah niscaya kita akan merasa berat dalam menjalankannya.

Jadikan rumah tangga sebagai ladang amal. Seorang istri harus pandai me-manage waktunya, kapan saat melayani suami, anak, orang tua, lingkungan, dan kepada Allah. Acuhkan bisikan-bisikan syetan yang menyesatkan. Bertaawudzlah yang benar. Jangan hanya di lisan namun disertai dengan ilmu dan ikhtiar. Misalnya, tentang seorang perempuan yang shalat di masjid sepanjang tidak mengundang fitnah maka diperbolehkan, apalagi jika rumahnya dekat dengan masjid dan sepanjang niatnya ikhlas lurus lillahi ta’ala. Dan usahakan ketika suami pulang ke rumah, sang istri sudah sampai di rumah duluan untuk menyambut kedatangan suami dan urusan rumah tangga tidak terbengkalai. Namun jika dengan shalat di masjid (bagi perempuan) dikhawatirkan menimbulkan fitnah, lebih baik shalat di rumah saja.

Hendaknya kita memperlakukan ibadah sunnah sebagi ibadah wajib sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah. Ibadah sunnah adalah ibadah yang dicontohkan rasul, sedangkan ibadah wajib adalah ibadah yang diperintahkan dari Allah secara langsung melalui rasul. Dikisahkan rasul menjalankan qiyamul lail sampai bengkak kakinya, padahal kita tahu bahwa rasul telah terjamin masuk surga. Ketika kita mencintai rasul, tidak cukup hanya dengan rajin bershalawat, namun berupaya meneladani apa yang dicontohkan rasul. Jangan sampai rajin shalawat, namun masih susah memaafkan orang lain, rajin membalas kejahatan dengan kejahatan, jarang senyum. Teladani rasul, yakini setiap detik sebagai jalan ibadah kepada Allah.

Bertaqwalah sesuai dengan kemampuan dan lakukan dengan kesungguhan hati. Banyak mempunyai majelis taklim bagus sebagai upaya memperkuat silaturahim. Yang utama adalah dengan sering melakukan amalan, baik itu berupa shalat sunnah maupun amalan yang lain, hati semakin suci, tidak takabur ataupun sombong dan menghindari keluh kesah serta menjauhi ghibah.

Ketika kita masih menjalankan ibadah sunnah kadang rajin dan kadang tidak, atau rajin ibadah ketika sedih saja itu artinya ibadah kita belum istiqomah. Segerakan sempurnakan dan istiqomahkan ibadah kita dan perbanyaklah doa agar terhindar dari kemalasan, dan mensegerakan untuk mengerjakan ibadah wajib dan sunnah.

Pelaksanaan shalat sunnah tahajud boleh dilakukan 2 rakaat salam, bisa juga dengan 4 rakaat salam dengan urutan 4-4-3 (yang diakhiri dengan 3 rakaat shalat sunnah witir). Ketika kita memilih 4 rakaat salam adalah dengan tidak melakukan tahiyat awal. Silahkan memilih melakukan yang diyakini karena yang utama adalah setelahnya kita menjadi pribadi yang tepat waktu, yang mengutamakan ibadah sunnah sebagaimana ibadah wajib dan senantiasa berkomunikasi dengan Allah. Yakini semakin dekat dengan Allah niscaya ujian yang menimpa akan semakin banyak sebagai wujud kebaikan dari Allah agar kita semakin dekat dengan-Nya dan surga-Nya. Semakin banyak dan sempurna kita menjalankan amalan wajib dan sunnah maka akan semakin banyak rahmat Allah yang tercurah untuk kita.

sumber : dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment